Begini Perjuangan Seorang Pendamping Anak Dengan Epilepsi yang Istimewa

    Begini Perjuangan Seorang Pendamping Anak Dengan Epilepsi yang Istimewa

    Makassar - Media Sosial Komunitas Epilepsi Indonesia, akhir-akhir ini dibanjiri cerita inspirasi, baik dari pendamping maupun Orang Dengan Epilepsi (ODE). 

    Hal tersebut untuk menyampaikan kisah betapa kuatnya pendamping maupun ODE yang jauh dari sentuhan tangan "pemerintah", cerita positif ini untuk menguatkan sesama Komunitas Epilepsi Indonesia menjelang Purple Day atau Hari Epilepsi se Dunia pada 26 Maret yang diperingati setiap tahunnya ini. 

    Berikut cerita dari ibu Siti di medsos yang ditulisnya pada Senin 7 Maret 2022 kemarin. Namanya Siti usia 26 tahun, mempunyai anak pertama begitu istimewa, Fadhil namanya yang pada bulan Mei nanti berusia 7 tahun. Ibu Siti lebih akrab dipanggil "mama Fadhil" dari Kabupaten Bandung. 

    Perjalanan Fadhil sampai ke titik ini lumayan berkerikil, banyak hambatan dan sebagainya. Proses kelahiran Fadhil juga dipenuhi drama. Saat lahir kondisinya pucat dan tidak menangis selama 6 jam (asfeksia berat). "Saya tidak tahu persis penanganan bidannya sudah betul atau tidak, yang pasti anak saya tidak dirujuk ke Rumah Sakit, saat usia 2 hari Fadhil menangis tidak berhenti dan saya memutuskan untuk membawanya ke RS, sampai hari itu dinyatakan baik-baik saja, " tulis Mamanya Fadhil ini. 

    Selanjutnya, Siti yang dikenal mamanya Fadhil ini menuturkan saat hari paling kelam datang, Fadhil baru berusia 25 hari dan dia muntah-muntah setelah muntah ke 4 kalinya, Fadhil koma, dan dinyatakan perdarahan intrakranial (APCD) dan saat usianya 1 bulan dilakukan oprasi kepala. 

    Singkat cerita Fadhil oleh dokter dinyatakan Cerebral Palsy dan disusul diagnosa-diagnosa lainnya seperti Craniosinostosis, hydrocephalus non communicans, EPILEPSI, dan pubertas prekoks.

    "Tahap penerimaan saya jelas ada dan cukup lama, karena seketika dari awal Fadhil koma masalah lain dari luar terus berdatangan, sesaat pikiranku sempat buntu, aku sempat berpikir, kalau aku ngga ada bagaimana dan saat itulah Fadhil adalah penguatku, " ungkap ibu hebat ini. 

    Tantangan yang dihadapi adalah pertama, diri saya sendiri, kemudian keluarga dan yang jelas lingkungan. 

    "Kenapa diri saya sendiri? yaa karena Fadhil anak pertama dan bayanganku sudah jauh ke depan tidak sesuai dgn harapan aku (sebut saja tahap penerimaan aku). Kenapa keluarga? ya mungkin mereka juga sama masih sulit menerima kondisi Fadhil. Faktor lingkungan seperti yang kita semua sudah tahu. Cara saya menangani tantangan itu dengan meyakinkan diri saya sendiri kalau ini adalah jalan terbaik menurut Allah SWT, dan coba lihat fadhil, betapa kuatnya dia bertahan untuk saya, " beber Mama Fadhil. 

    Untuk masalah keluarga dan lingkungan Mama Fadhil tidak ambil pusing, fokusnya hanya bagaimana cara memberikan yang terbaik untuk buah hatinya, Fadhil. 

    "Harapan untuk saya saat ini Fadhil sehat dalam arti tidak sering rawat inap karena sesaknya, masalah perkembangan dan kemampuannya hanya Allah yang tahu, saya hanya manusia biasa yang tidak bisa memaksakan kehendak-Nya, " pinta Mama Fadhil. 

    Sekarang saya bangga dengan anak hebat saya,  biarpun orang berkata apa, terserah mereka, yang penting jalani dan berusaha berbuat terbaik buat Fadhil. Terimakasih, semoga tulisan ini menginspirasi.

    ODEbercerita PurpleDay SadarEpilepsi KEI
    Subhan Riyadi

    Subhan Riyadi

    Artikel Sebelumnya

    Pangdam Hasanuddin Kunjungi PT Virtue Dragon...

    Artikel Berikutnya

    Wakil Walikota dan Ketua TP PKK Makassar...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Kapolres Pelabuhan Makassar Pimpin Sertijab dan Kenal Pamit Pejabat Utama, Momen Penuh Harapan dan Semangat Baru
    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani
    Inovasi KANDAYYA dan WIN DIESEL Semen Tonasa Bersinar di Panggung Internasional

    Ikuti Kami